Stop Politik Praktis

Stop Politik Praktis/blognyakadhenk
MEYOAL gerakan mahasiswa, seolah mengajak kita beromantisme dengan sejarah kegemilangan pemuda yang berhasil menorehkan tinta emas perjuangan. Diawali dengan Kebangkitan Nasional (1908), Sumpah Pemuda (1928), Kemerdekaan RI (1945), Angkatan (1966), dan klimaksnya adalah Gerakan Reformasi (1998) yang kesemuanya adalah hierarki prestasi luhur dari idealisme mahasiswa era dulu.

Namun jika kita komparasikan dengan pergerakan mahasiswa dewasa ini seakan membuat kita terhenyak dan memaksa berbenah karena faktanya mengalami dekadensi yang signifikan.

Banyak hal yang melatar belakangi, bentuk representasinya adalah disorientasi yang nampaknya menjadi epidemi akut sebagai imbas dari hegemoni paham kapitalis. Hal ini juga di perparah dengan plagiarisme yang secara tidak langsung telah mencederai Tri Dharma perguruan tinggi.

Di tambah, mahasiswa tengah gandrung terhadap politik praktis entah berafiliasi dengan menjadi aktifis fanatik parpol atau sekedar simpatisan saja. Hal ini tidaklah beretika karena politik bersifat subjektif, pragmatis dan sarat dengan dominasi kepentingan. Seolah berbanding terbalik dengan jati diri mahasiswa yang bersifat objektif, kritis, idealis dan sosialis.

Dengan terbukanya kran koridor politik melalui liberalisasi pembentukan parpol, akhirnya membuat mahasiswa terhimpit dalam euforia politik praktis serta hampir melupakan perannya sebagai agen sosial intelektual dan pengayom masyarakat.

Pertanyaannya, wajarkah bila mahasiswa berfikir bagaimana cara mensukseskan calon dari partainya?

Gairah politik mahasiswa hendaknya diproyeksikan ke dalam upaya pemberdayaan masyarakat, di ejawantahkan dengan cara mentransformasikan wacana politik kepada masyarakat awam agar tidak lagi di bodohi oleh pemimpinnya, bukan pada ranah politik praktis.

Demi mencegah semakin merebaknya disorientasi pemikiran, maka diperlukan rekonstruksi mindset guna mengembalikan jati diri mahasiswa yang sempat terkubur oleh semangat politik, agar tercipta gerakan moral mahasiswa seperti yang di gadang-gadang oleh pemerintah dan masyarakat. Sumbangsih elemen mahasiswa sangat dibutuhkan dalam proses pembangun Negara, dengan terus mengupayakan solusi cerdas, mensuplai karya dan generasi apik guna kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

***

*) tulisan gagal terbit di koran lokal
Stop Politik Praktis Stop Politik Praktis Reviewed by Unknown on 7:06 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.